Wednesday, November 18, 2015

Mic Control - Teknik Menguasai Microphone

Microphone adalah sebuah alat yang digunakan untuk menghantarkan getaran suara kepada out speaker. Maka ujung tombak pengeras suara adalah microphone, benda ini dapat dikunjungi dengan beberapa macam istilahnya ada yang mono dan stereo, berkaki dua dan empat, basic dan wireless, microphone classic dan moderen, microphone buat rekaman hingga microphone yang sering digunakan untuk adzan di surau kecil.

Harga microphone sederhana ini sangat berpareatif dari harga Rp. 5.000 hingga Rp. 6.000.000 walau pada dasarnya fungsinya sama yaitu menghantarkan suara saja. Akan tetapi suara yang dihasilkan audio output tentunya harus memiliki kualitas, dan ini selaras dengan harga yang
ditawarkan ketika akan membeli microphone; harga murah untuk kualitas suara cempreng atau tengek harga mahal untuk michrophene tanpa kabel stylenya keren dan surround ditelinga. Kelebihan lainnya yang terkandung dari microphone baik adalah dia sanggup menyulap suara yang kurang bagus menjadi bagus; pelafalan pronunciation menjadi sangat jelas jika menggunakan microphone kualitas baik beda dengan microphone biasa mengucapkan “ssss” terdengan “es” itu sangat beda, suara menjadi terdengar pengap dan sumpek. Benarkah begitu? Coba anda bedakan ketika menggunkan headset microphone, dengan microphone yang biasa dipakai. Itu kan, bantuan mixer? Ya, memang mixer adalah alat yang memilki pengaruh besar untuk meracik suara. Tapi, perlu diketahui dalam moncong microphone terdapat sebuah lilitan kawat melingkar melingkar;setipis rambut kepala dan lilitan itu sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya hantaran watt yang di alirkan ketika getaran di terima signal reciver. bukannya sekarang seluruh broadcast sudah menggunakan optimood? Tidak semua lho…
Yang terpenting dari alat ini adalah dia berpungsi dengan baik dalam menghantarkan suara kita dengan baik. Baik disini adalah kita dapat menguasai microphone supaya dia tidak memberikan pengaruh besar terhadap psikologi pemegangnya. Maksudnya adalah ketika microphone di pegang tiba-tiba lutut bergetar dan jantung berdetak lebih kencang. Benda ini  membuat pemegangnya menjadi gugup dan bingung apa yang mesti disampaikan kepada pendengar listener. Ternyata benda ini sama halnya seperti kekasih, awal kita menyentuhnya persaan menjadi serba salah, gemetar dan nervous tapi setelah sebualan dua bulan bahkan tahunan, pegangan tangan seolah memegang tangan sendiri atau menganggap itu bukan hal yang luar biasa. Sama halnya juga dengan microphone kita mesti terbiasa memegang microphone dan bicara dengannya. Pasti lama-kelamaan anda akan lupa bahwa anda sedang memegang microphone. Biasakanlah….. sering-seringlah…..

Untuk selanjutnya adalah tehnik menyampaikan suara lewat microphone. Suara yang kita hantarkan itu beragam nada rendah sedang dan tinggi. Bagaimana agar suara yang kita keluarkan terdengar bagus tidak ngabelekbek? (bahasa sunda artinya blatak-bletuk) nah tehnik control microphone itu penting disini, jika kita hendak mengeluarkan suara yang berat dan dengan tempo pelan, dekatkan mulut ke microphene dengan jarak renggang 10 – 5 cm,  jangan dekatkan hidung ke microphone krena suara nafas anda akan mericuhkan suara noise, jika berbicara sedang dengan tempo cepat atau sedang dekatkanlah mulut ke microphone dengan jarak 20-hingga 15 cm dengan catatan anda mesti menggunakan headphone untuk menghindari suara yang timbul tenggelam. Karena ketika kita bicara didepan microphe itu sering lupa dengan posisi mulut menghadap ke microphone dikarenakan asyiknya bicara atau ngobrol hingga kontrol mic kurang. supaya kita tidak repot ngurusin microphe biasakanlah kita bicara didepan microphone dengan kontrol yang baik, yang nantinya secara otomatis akan membiasakan anda berbicara bagus di depan alat tersebut. Sama halnya penyanyi ketika ia menyanyi kontrol mic adalah hal penting yang haru di kuasai oleh seorang singer.
Selamatkan ekspresimu; menjadi indah dan bermakna, ketika anda tertawa dan menangis itu juga perlu latihan di depan microphone supaya suara yang dihasilkan dapat di nikmati dengan baik. Tertawa dengan mulut dekat dengan microphone adalah sangat mengganggu annoying menangis terlalu jauh dengan miocrphone adalah kedengerannya seperti tidak menangis malah membuat bingung. Semua ekspresi harus memilki teknik penyampaian tersendiri misalkan menagis tersedu itu usahan mulut kita dekatkan dengan microphone dan agak dijauhkan ketika akan menarik ingus saat menangis, hntarkan desahan dari suara perut itu akan lebih berisi. Ketimbang suara tangisan yang kencang atau sambil menjerit-jerit.

Yang jelas microphone itu bisa menjadi pemoles suara kita atau bahkan benda ini bisa membuat kita mati kutu. Dan yang perlu dicatat bagi para pembaca adalah ketika kita akan menggunakan microphone pastikan terlebih dahulu bahwa microphone kita berfungsi dengan baik atau tidak. Jangan sampai hal ini di lupakan pastikan pada operator untuk mengecek suara kita sudah baik atau belum. Akan tetapi lebih sempurna lagi jika kita mau belajar dan bersahabat dengan microphone ini; genggam dan suarakan isi hatimu.

0 komentar:

Post a Comment

terimakasih telah membaca artikel ini, kami harapkan saran dan kritiknya karena pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar.