Saturday, November 21, 2015

Memahami cinta yang kadang buta

Sebuah catatan Kecil di Buku Diary April 2008
Ketika kita dihadapkan dengan sebuah kenyataan atau sebuah kondisi jiwa “kita telah jatuh cinta”, begitulah isyarat hati ketika perasaan ini meraja dalam diri. Memang indah apa yang dijanjikan oleh cinta; sebuah kenyamanan, keharmonisan, kebersamaan, dan jalinan kasih abadi. Akan tetapi cinta itu tidaklah semua orang berhak mendapatkan esensi atau inti dari cinta yang dimaknai oleh masing jiwa-jiwa manusia. Karena cinta seperti tempurung yang
melindungi air suci cinta tersebut. Siapakah orang yang berhak untuk mendapatkan cinta? Saya dan anda adalah orang yang kemungkinan besar mendapatkan cinta. Lalu seperti apa kehendak cinta bagi manusia untuk memilkikinya? Cinta itu timbul bagi siapapun mahluk yang ada dibumi ini tak terkecuali binatang atau tumbuhan, semua mahluk yang hidup diatas dunia ini mereka memiliki cinta suci,

Cinta tak usah dikejar atau diundang cinta adalah buah manis dari pengorbanan dan perjuangan untuk saling memahami sesama lainya dari antara manusia dengan manusia, hewan, tumbuhan juga jagat raya ini. Saling mengerti apa yang hendak dipahami oleh masing-masing mahluk antara satu dan yang lainnya saling memahami dan memaknai. Itulah sebabnya cinta tidak bisa dibangun oleh rezim keserakahan dan hawa nafsu, cinta tidak akan bersemayam kepada orang yang kerdil dan kotor hatinya. Cinta adalah rasa tulus yang ada dalam diri semua insan yang sanggup memahami sesama dan lingkungannya. Jalankanlah roda dunia ini dengan putaran cinta, mungkin Tuhan akan meringankan siksa cinta yang begitu pedih. Benarkah cinta itu memilki siksa yang sangat menyedihkan? Ya, cinta akan menjadi duri!, cinta akan menjadi racun!, cinta akan menjadi neraka bagi orang yang hendak memadukan antara keserkahan yang dibumbui dengan nafas cinta, cinta disana tidak akan memberikan ketentraman dan kenyaman bagi yang memilkinya jika aura jiwanya telah dikuasi nafsu keserakahan dan amaran serta kebodohan yang amat pekat. Cinta harus di semayamkan dalam pembaringan ikhlas dan memahami, karena cinta yang ia rasa adalah sesuatu yang telah diberikan untuk sesamanya.

Hati-hati dengan “topeng cinta”, kadang keinginan yang begitu kuat dan tekat yang begitu membara untuk menguasai dan memilki biasanya di payungi atas nama cinta. Padahal sesungguhnya cinta bukanlah seperti itu, sekali lagi saya katakan cinta itu adalah buah dari pengorbanan dan saling memahami karena esensi cinta adalah keseimbangan dan kedamaian. Bukankah cinta itu membutakan? Stop!! Untuk mengatakan cinta membutakan manusia... karena yang telah membutakan manusia adalah hawa nafsu belaka, jangan jadikan cinta sebagai kambing hitam. Cinta itu adalah buah manis dari pohon surga yang jatuh ke duania. Maka tidaklah patut fitnah ditebarkan atas nama cinta. Cinta telah menebarkan manusia dimuka bumi ini karena cintanya Adam atas Hawa, jauh sebelum itu Hawa tercipta didunia karena adam telah memakan buah cinta dan ia harus belajar memahami seseorang selainnya, lalu Hawa lah yang hendak mengajarkan cinta kepada adam. Walau terkadang ada yang menebar fitnah atas nama cinta; Adam memakan buah kholdi didasarkan atas nama cinta. Maaf ungkapan itu salah besar, karena Adam telah berani memakan buah kholdi adalah atas bujuk rayuan syaitan sahaja.

Jadi cinta akan kita petik jika kita telah menanam pohonnya dan menyiraminya dengan tulus dan yakinlah suatu hari cinta itu akan menjadi bunga dan berubah menjadi buah yang manis tak terkira kenikmatannya. Pohon yang harus kita tanam adalah pohon kejujuran, perjuangan, pengorbanan, kesetiaan, dan memahami diri kita dan orang lain.

0 komentar:

Post a Comment

terimakasih telah membaca artikel ini, kami harapkan saran dan kritiknya karena pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar.